Rabu, 21 September 2011

Antibiotik, gunakanlah secara tepat

Anda pasti pernah sakit batuk, pilek, dan panas. Tahun ini pun mungkin anda sudah mengalaminya lagi. Kepala anda terasa berat, hidung tersumbat, dan badan terasa letih, kalau sudah demikian yang paling enak adalah tiduran sepanjang hari di rumah. Anda sedang mendapat flu berat. Lalu anda mulai berpikir untuk datang ke dokter dan mengharapkan diberi antibiotik supaya lekas sembuh. Tahukah anda bahwa penyakit yang disebabkan virus seperti flu, common cold dan bahkan sakit tenggorokan tidak memerlukan antibiotik? Mengkonsumsi antibiotik untuk keadaan demikian bukan saja tidak bermanfaat bahkan juga membahayakan.

Apa itu antibiotik?
Antibiotik adalah obat yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit infeksi yang serius dan mematikan yang disebabkan oleh bakteri. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus. Bakteri misalnya menyebabkan infeksi pada kebanyakan infeksi telinga, infeksi sinus (sinusitis), infeksi tenggorokan akibat infeksi streptokokus, infeksi saluran kemih. Virus misalnya menyebabkan kelainan seperti common cold, influenza, kebanyakan sakit tenggorokan, dan batuk pada umumnya.
Antibiotik dapat menolong anda untuk kembali sehat jika mengalami infeksi bakteri, tetapi antibiotik tidak mempunyai efek jika penyakit itu disebabkan virus. Lebih dari itu, bila anda mengkonsumsi antibiotik pada keadaan yang tidak perlu akan merangsang timbulnya kuman yang tahan (resisten) terhadap antibiotik.

Bagaimana saya tahu saya memerlukan antibiotik atau tidak?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah ketahuilah apa yang menyebabkan infeksimu. Bila disebabkan virus jelas tidak memerlukan antibiotik. Bila penyebabnya bakteri baru diperlukan antibiotik. Beberapa petunjuk yang mungkin dapat dipakai untuk menentukan penyebab infeksi
adalah:
  • Cold dan flu disebabkan virus, penyakit ini tidak dapat sembuh dengan antibiotik
  • Batuk atau brokitis hampir selalu disebabkan virus, tetapi bila ada masalah di paru-paru yang berlangsung lama, mungkin penyebabnya bakteri. Dokter anda memutuskan apakah diperlukan antibiotik.
  • Diare kebanyakan disebabkan virus, tidak memerlukan antibiotik. Diare berlendir dan darah (disentri) memerlukan antibiotik.
  • Sakit tenggorokan. Kebanyakan sakit tenggorokan disebabkan virus dan tidak memerlukan antibiotik, tetap sakit tenggorokan yang disebabkan Streptococcus memerlukan antibiotik. Keadaan yang terakhir ini biasanya disertai demam dan ada pembesaran kelenjar getah bening di daerah bawah mulut. Dokter dapat membantu anda membedakan hal ini.
  • Infeksi telinga. Ada banyak macam infeksi telinga. Antibiotik digunakan untuk banyak keadaan ini, tetapi tidak semua membutuhkan antibiotik.
  • Infeksi sinus (sinusitis). Antibiotik sering kali digunakan untuk melawan sinusitis, tetapi pilek berwarna kuning atau hijau saja belum berarti anda memerlukan antibiotik.
  • Infeksi saluran kemih umumnya memerlukan antibiotik.
Superbugs-kuman-kuman yang resisten terhadap antibiotik
Sejak tahun 1940, setelah antibiotik pertama kali (penisilin) ditemukan, ilmuwan membuat beratus-ratus antibiotik lainnya untuk melawan infeksi bakteri. Herannya, hanya beberapa tahun saja setelah penggunaan antibiotik tersebut telah timbul kuman-kuman yang menyusahkan ilmuwan. Bakteri yang diterapi dengan antibiotik yang sama akan pada akhirnya berubah menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut, akibatnya diperlukan antibiotik yang lebih poten. Selanjutnya bakteri yang resinten tersebut akan belajar bertahan dan lebih tahan terhadap obat yang lebih poten lagi, demikian seterusnya siklus ini berputar.
Contohnya, bila anda menggunakan amoksisilin untuk infeksi, obat ini akan membunuh kebanyakan bakteri, tetapi beberapa jenis bakteri yang kebal (persisten) bisa bertahan hidup. Bakteri yang berhasil hidup ini dapat dengan cepat berkembang biak dan hidup terus walaupun diberikan antibiotik amoksisilin.
Bakteri secara umum dikenal dapat mengubah struktur selnya, sehingga bakteri ini dapat bertahan terhadap pengobatan antibiotik yang sama di kemudian hari. Bakteri yang kebal terhadap antibiotik ini yang disebut superbugs tidak lagi dapat dibunuh dengan antibiotik pilihan pertama atau kedua yang biasa digunakan. Akibatnya pilihan antibiotik untuk membunuhnya menjadi berkurang. Sulitnya lagi superbugs juga dapat membagi rahasia (seperti jemaat Abbalove melakukan M4 saja) pada bakteri lainnya, bahkan pada bakteri dari spesies yang berbeda, akibatnya organisme yang resiten terhadap antibiotik bertambah lagi.
Kerugian lainnya penggunaan antibiotik adalah dapat timbul diare akibat pemakaian antibiotik (antibiotic associated diarrhea). Ini adalah kelainan yang dapat mengenai sampai dengan 20% orang yang menggunakan antibiotik, terutama jenis antibiotik tertentu. Diare jenis ini timbul karena antibiotik mengganggu keseimbangan alamiah bakteri “baik” dan “jahat” di dalam usus. Bakteri yang “baik” akan banyak mati juga sebagian yang jahat, tetapi bakteri berbahaya yang bertahan terhadap antibiotik akan berkembang biak lebih cepat melebihi jumlah normalnya. Akibatnya akan timbul diare. Umumnya diare ini ringan dan cepat sembuh setelah antibiotik dihentikan, tetapi kadang-kadang dapat terjadi radang kolon/usus (kolitis) yang serius yang disebut pseudomembranous colitis. Akibatnya dapat terjadi sakit perut, demam, dan buang air besar berdarah. Bila terjadi diare jenis ini dapat menimbulkan bahaya yang serius.


Apa konsekuensi resistensi antibiotik ini?

Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan salah guna akan menimbulkan lebih banyak lagi bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Akibatnya kebanyakan infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri jenis ini tidak memberikan respons yang baik bila diterapi dengan antibiotik yang umum digunakan. Penyakitnya akan berlangsung lama dan risiko komplikasi akan meningkat bahkan dapat menyebabkan kematian karena gagal diterapi. Konsekuensi lain adalah peningkatan biaya pengobatan karena penyakitnya berlangsung lebih lama.

Apa yang dapat anda lakukan untuk menolong saya dan keluarga saya?

Penggunaan antibiotik berulang-ulang dan tidak tepat adalah penyebab resistensi antibiotik. Untuk mencegah hal tersebut dapat hal-hal yang dapat anda lakukan adalah:
  1. Mengerti bahwa antibiotik bukanlah obat untuk menyembuhkan segala penyakit. Jangan berharap antibiotik dapat menyembuhkan setiap kali anda sakit. Antibiotik tertentu hanya efektif untuk infeksi bakteri tertentu saja, tidak bermanfaat untuk melawan virus.
  2. Hindari mengkonsumsi antibiotik untuk flu atau common cold. Kadang-kadang diperlukan 2 minggu atau lebih untuk kita dapat sembuh dari flu. Bila penyakit memburuk setelah 2 minggu hubungi dokter.
  3. Konsumsi antibiotik bila diresepkan dokter. Bila diberikan dokter, ikuti anjuran pemakaiannya dan habiskan seluruhnya, jangan dihentikan hanya karena merasa sudah baik. Bila dihentikan sebelum waktunya akan menyebabkan bakteri yang belum mati menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut.
  4. Sebaiknya tidak memaksa dokter untuk memberikan antibiotik jika penyakitmu adalah virus.
  5. Hindari mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain karena penyakit anda belum tentu sama.
  6. Ajukan pertanyaan pada dokter anda bila diberikan antibiotik apakah penyebab penyakit anda/anak anda, diskusikan risiko dan keuntungan bila diberikan antibiotik. Kadang-kadang dokter memerlukan pengamatan sehari dua hari sebelum meresepkan antibiotik, tidak secara otomatis langsung meresepkannya.
Bersumber dari : http://dokteranak-moderator.blogspot.com/
Ditulis oleh : Hanifah Oswari, dr., Sp.A(K)( Konsultan Gastroenterohepatologi anak )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar