Kamis, 27 Desember 2012

Apa Bedanya Takut dan Fobia?


Perbedaannya bisa dilihat dari tiga faktor berikut ini:

1. Tingkat keparahan
Anak yang memiliki fobia merasa sangat khawatir bahkan saat sumber ketakutan tidak ada di hadapannya. Misal, anak yang takut anjing akan merasa takut saat mendekati anjing di jalanan. Tapi, anak fobia anjing, merasa takut bahkan saat ia hanya memikirkan tentan anjing.

2. Lamanya ketakutan
Umumnya ketakutan yang terjadi pada masa kanak-kanak sifatnya hanya sementara dan dapat dihilangkan dengan dukungan serta bantuan terarah. Sedangkan fobia lebih sulit dihilangkan dan akan tetap dirasakan selama bertahun-tahun, tidak hanya dalam beberapa bulan.

3. Akibat
Setiap ketakutan memiliki efek masing-masing pada kehidupan anak. Misal, si anak berusaha menghindari acara pertunjukan badut ketika pergi ke pesta ulang tahun karena takut bertemu badut. Sebaliknya fobia lebih parah, dapat membuat anak sama sekali tidak mau datang ke pesta ulang tahun.

Bersumber dari : kompas

Selasa, 18 Desember 2012

Apa Beda Flu dan Pilek, Kenali Gejalanya


Orang sering bingung membedakan gejala flu dan pilek. Padahal, flu dan pilek paling sering dialami pada musim pancaroba dan hujan. Tapi influenza bukan satu-satunya virus di musim dingin yang harus dikhawatirkan.

Umumnya, pilek disebabkan oleh rhinoviruses, adenovirus dan coronaviruses, yang bisa mendatangkan malapetaka pada sinus Anda. Pada saat serangan pilek itu terjadi, mungkin Anda berpikir Anda terserang flu. Sebenarnya pilek dan flu memiliki beberapa perbedaan penting.

"Dengan influenza Anda mungkin juga merasa sangat buruk, dengan rasa sakit dan nyeri pada otot dan sendi," kata Dr William Schaffner, ketua pengobatan pencegahan di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tenn, seperti dikutip ABCNews, Jumat (7/12/2012).

"Kondisi ini juga sering disertai batuk, yang jauh lebih lama".

Memang, menurut Schaffner, pilek bisa membuat seseorang bisa merasa sengsara. "Tapi itu tidak seperti kasus serius influenza. Itu akan membuat Anda hanya ingin pergi ke tempat tidur".

Cara terbaik untuk mencegah flu adalah vaksinasi flu tahunan. Tapi jika Anda sudah mempunyai gejala, mengetahui sumber penderitaan Anda, pilek atau flu, bisa membantu Anda memilih obat yang tepat.

Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi menyediakan pedomannya dalam mengenali gejalanya:

1. Pilek jarang disertai dengan demam, sedangkan flu biasanya disertai demam

2. Pilek jarang disertai sakit kepala, flu biasanya disertai sakit kepala

3. Pilek sedikit disertai nyeri, flu biasanya disertai nyeri.

4. Pilek terkadang disertai lelah dan lemah, flu biasanya disertai gejala ini.

5. Pilek tidak disertai dengan rasa letih, kalau flu biasanya disertai.

6. Pilek biasanya disertai dengan hidung pengap, kalau flu terkadang merasakannya.

7. Pilek biasanya disertai bersin, flu terkadang disertai bersin.

8. Pilek biasanya disertai sakit tenggorokan, kalau flu terkadang disertai.

9. Pilek terkadang disertai batuk yang membuat dada tidak nyaman, flu biasanya disertai batuk yang bisa parah.

Jika Anda mengalami pilek, Anda bisa menjadi lega dengan dekongestan dan penghilang rasa sakit. Jika Anda memiliki flu, Anda mungkin memerlukan obat-obatan antivirus seperti Tamiflu, yang dapat "memperpendek durasi flu dan mengubah penyakit serius menjadi satu langkah lebih ringan," kata Schaffner.

Minum banyak cairan dan buat semuanya menjadi mudah. Dan jangan menggunakan antibiotik yang tidak berguna untuk melawan virus yang menyebabkan pilek dan flu.

"Dan semakin kita menggunakannya, semakin resisten bakteri jadinya, sehingga jika pada waktu berikutnya kita benar-benar membutuhkan antibiotik, malah tidak akan bekerja," ujaarnya.(MEL/IGW)

Bersumber dari : Melly Febrida - health.liputan6

Senin, 10 Desember 2012

Ini Caranya Membantu Anak Pemalu Agar Lebih Percaya Diri


Jakarta - Orang-orang sering berasumsi bahwa seiring berkembangnya usia sang buah hati, mereka dapat mengatasi rasa malunya. Namun, hasil riset Vanderbilt University yang dipublikasikan pada jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience, Februari 2012 menunjukan bahwa hal tersebut tidaklah benar.

Rasa malu adalah cara seseorang dalam mengungkapkan rasa tidak familiarnya dengan lingkungan yang baru. Jika rasa malu merupakan sifat yang dibawa dari kepribadian seseorang, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak menjadi pribadi yang kurang aktif dan tak mau terlibat dalam aktivitas di sekitarnya.
Di sinilah orangtua harus berperan menghilangkan sifat pemalu dari anak dengan sehingga si kecil bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan lebih percaya diri. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan seperti dipaparkan circleofmoms:

1. Jangan Memberi 'Label' pada Anak
"Jika Anda selalu mengatakan pada orang lain kalau anak Anda orang yang pemalu, makan si kecil akan merasa dan memercayai bahwa dirinya memanglah sosok yang pemalu," jelas Alison S. Renowned, dokter anak dan ahli parenting. Dalam mengungkapkan perilaku sang anak, buatlah kata-kata yang lebih netral dan tidak menghakimi atau menilainya.

2. Memberi Dukungan pada Anak
Buah hati Anda mengetahui bahwa ia adalah anak yang pemalu. Daripada menutupi hal tersebut, lebih baik dorong dia untuk menjadi anak yang lebih percaya diri. Jangan ikut menganggap sifat pemalunya itu tidak normal, sehingga anak tak terlalu mengkhawatirkannya.

3. Kenalkan pada Hal yang Belum Pernah Anak Lakukan
Melindungi buah hati Anda dari pengalaman yang belum pernah ia lakukan bukanlah solusi yang dianjurkan. Namun hal ini juga tidak berarti Anda langsung memaksanya untuk melakukan hal-hal yang ia takutkan karena bisa menyebabkan trauma atau kecemasan.

Saat mengajaknya mencoba sesuatu yang baru, temani anak. Misalnya saat ia memasuki kelas yang baru sekolah saat tahun ajaran baru, atau menemaninya pada pesta ulang tahun temannya. Keberadaan Anda bersamanya, dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kegiatan tersebut. Selain itu, coba juga ajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantunya menghilangkan sifat pemalunya tersebut. Misalnya les menari, olahraga, dan lain-lain yang memungkinkan anak tampil di depan umum melalui kemampuannya.

4. Bantu Anak Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Bagi beberapa orangtua yang ditakutkan sebenarnya bukan sifat pemalu yang dimiliki anak, melainkan takut jika sang buah hati tidak dapat memutuskan kemauannya sendiri dan hanya mengikuti teman-temannya.

Sharon Silver, Parenting Coach dan Kontributor RoundUp mengatakan dalam bukunya 'The Key to Building Your Child's Self Esteem', buatlah kondisi yang dapat membangun kepercayaan diri anak dengan memberikannya tugas yang dapat ia lakukan dengan baik. Misalnya menyuruhnya untuk memilih dan memesan makanan yang ia sukai di restoran favoritnya. Hal ini membuatnya lebih percaya diri dan lebih mandiri.

5. Ajari Buah Hati Keterampilan Dasar dalam Bersosialisasi
Anak yang pemalu akan sulit bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu mulailah dengan mengajarnya hal-hal dasar seperti memandang lawan bicara dan berbicara dengan suara yang lebih lantang. Jika ia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu, ia akan melakukannya juga saat bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Begitu anak sudah mulai beranjak dewasa, ajak ia untuk mengikuti kegiatan yang dapat menumbuhkan kemampuannya bersosialisasi seperti mengikuti kelas teater, drama ataupun klub yang dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.

Rasa malu mungkin bersifat biologis, namun tidak berarti hal tersebut harus memengaruhi tumbuh kembang anak. Dengan pengertian dan dukungan dari orangtua, anak akan belajar secara perlahan-lahan untuk mengatasi rasa malunya.

(fer/fer)
Bersumber dari : Kellie Karlina - wolipop

Kamis, 06 Desember 2012

5 Dampak Negatif AC Terhadap Kesehatan Tubuh


Jakarta - Di iklim tropis seperti Indonesia, pendingin udara atau Air Conditioner (AC) dirasa penting bagi sebagian besar orang. Bahkan AC hampir digunakan setiap saat, baik di rumah dan di kantor.

Tetapi tahukan Anda bahwa ternyata AC punya dampak negatif terhadap kesehatan tubuh. Seperti yang dikutip dari globaltvedmonton, berikut lima dampak negatif AC terhadap kesehatan tubuh.

1. Terkena Penyakit & Kelelahan Rutin
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang selalu bekerja dalam ruangan ber-AC memiliki kemungkinan untuk mengalami sakit kepala kronis dan rasa lelah yang terus menerus terjadi. Mereka yang bekerja di dalam gedung terus menerus terkena udara dingin sehingga mungkin alami iritasi membran mukosa dan kesulitan bernapas. Hal itu membuat Anda lebih rentan terhadap pilek, flu dan penyakit lainnya.

2. Kulit Kering
Berjam-jam menghabiskan waktu di lingkungan ber-AC dapat menyebabkan kulit Anda kehilangan kelembaban. Apalagi jika Anda tidak membantu kelembaban kulit dengan mengaplikasikan lotion. Beberapa kasus kulit kering yang parah bisa mengakibatkan eksim atau penyakit kulit lainnya.

3. Membuat Kondisi Penyakit Semakin Parah
Pendingin udara dengan sistem sentral diketahui dapat membuat penyakit yang sudah diderita menjadi lebih parah. AC membuat proses 'merasakan' sakit menjadi lebih sulit dan hal ini berbahaya bagi mereka yang mengalami sakit. Selain itu, AC juga dipercaya dapat meningkatkan gejala tekanan darah rendah, rematik dan neuritis.

4. Ketidakmampuan Tubuh Menghadapi Panas
Tubuh mereka yang menghabiskan banyak waktu di lingkungan ber-AC cenderung sulit mentolerir suhu musim panas. Biasanya ini diakibatkan stres tubuh karena berpindah dari lingkungan dingin ke area outdoor yang panas. Ketidakmampuan tubuh mentolerir suhu panas itu juga bisa meningkatkan kasus kematian akibat cuaca panas.

5. Masalah Pernapasan
Walau AC mobil dapat membuat Anda tetap merasa sejuk saat harus bermacet-macetan di siang hari, namun AC bisa mengedarkan kuman serta mikro-organisme yang menyebabkan masalah pernapasan. Para peneliti Louisiana State Medical Center menemukan delapan jenis kuman yang hidup pada 22 dari 25 mobil yang telah di uji coba. AC juga diketahui bisa dapat menyebarkan penyakit pernapasan seperti Legionnaire, yang bisa sebabkan batuk, demam hingga pneumonia (penyakit paru-paru).

(eya/eny)
Bersumber dari : Eya Ekasari - wolipop