Kamis, 08 Januari 2015

Nikmat Pedas Mi Tarempa Anambas



Di atas piring tersuguh mi kuning berbalur bumbu cabai bertabur potongan ikan tongkol kering dan taoge mentah. Itulah mi tarempa sajian kuliner khas Tarempa, ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, yang dikelilingi 255 pulau ini. Sembari memandang lautan yang menghampar luas, mari menikmati mi tarempa.

Mi tarempa ditemui di warung-warung makan di Tarempa, termasuk di ibu kota Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, lebih kurang 18 jam perjalanan laut dari Anambas. Di Tanjung Pinang terdapat beberapa warung makan dan restoran yang bahkan menyajikan mi tarempa sebagai menu utama meski dengan sedikit modifikasi dari menu aslinya. Mi tarempa yang kondang ini juga mudah ditemukan di warung-warung makan di Batam, satu jam perjalanan laut menggunakan feri dari Tanjung Pinang.

Agak berbeda dengan mi di Jawa, mi tarempa menggunakan mi berbentuk pipih berwarna kuning. Mi yang pada umumnya dibuat sendiri itu dimasak dengan campuran bumbu cabai untuk menghasilkan cita rasa pedas menggigit. Tidak usah cemas, derajat kepedasan mi tarempa dapat disesuaikan dengan tingkat ketinggian nyali seseorang terhadap makanan pedas.

Di Rumah Makan Mi Tarempa di Tanjung Pinang tersaji mi tarempa yang menggunakan sedikit kecap manis. Paduan kecap manis dengan bumbu cabai nan pedas menghasilkan paduan rasa manis-pedas. Sensasi pedas yang muncul sesaat mengunyah lembar-lembar mi tarempa yang berbalur cabai merah benar-benar menggigit lidah. Potongan ikan tongkol berukuran kecil di antara lembar-lembar mi menyumbang cita rasa gurih.

Taoge mentah yang segar, taburan bawang goreng, dan potongan daun bawang atau daun seledri menjadi pelengkap yang semakin menggugah cita rasa. Mi tarempa semakin lengkap disantap dengan acar cabai rawit hijau. Ibarat pepatah Jawa ”kapok lombok”, satu sendok mi tarempa yang pedas tidak akan membuat kapok. Satu sendok mi tarempa akan disusul sendok-sendok selanjutnya.

Berlimpah

Pengelola Rumah Makan Mi Tarempa, Anna (45), menuturkan, ikan tongkol menjadi pelengkap mi tarempa karena di daerah asalnya, yaitu Anambas, ikan tongkol berlimpah. Selain digunakan sebagai pelengkap mi tarempa, ikan tongkol Anambas juga disajikan dalam berbagai sajian. Ikan tongkol, antara lain, hadir dalam nasi gadang, lempa atau lemper berisi abon ikan tongkol bercita rasa pedas, serta ngo hiang ikan berupa ikan tongkol cincang yang dimasak dengan tepung sagu, lalu dibungkus dengan kembang tahu dan digoreng. Ketiga makanan berbahan ikan tongkol ini oleh masyarakat setempat dikenal sebagai makanan pembuka atau serupa dengan makanan ringan.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Nasi gadang dan luti gedang alias roti goreng menjadi pelengkap di Rumah Makan Mie Tarempa khas Anambas di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
”Nasi gadang ini kalau di Jawa seperti nasi kucing. Porsinya kecil, disajikan dengan cara dibungkus daun pisang,” kata Anna. Makanan-makanan ringan ini biasanya disantap pada pagi hari atau disediakan di rumah makan sebagai sajian sembari menunggu makanan pesanan terhidang di meja. Menurut Fitri (36), warga Tanjung Pinang, mi tarempa digemari masyarakat setempat karena cita rasa pedas yang cocok sebagai sarapan, makan siang, atau makan malam.

Meski demikian, mi tarempa dengan cita rasanya yang asli, kata Fitri, hanya bisa ditemukan di Tarempa. Di daerah tempat mi tarempa lahir, mi tarempa disajikan dengan olahan yang sedikit berbeda. Di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, mi tarempa disajikan tanpa kecap manis. Cita rasanya sedikit berbeda meski tidak mengurangi kenikmatan mi tarempa. Potongan ikan tongkol yang menurut Anna sangat berlimpah di Anambas justru diganti dengan potongan sotong.

Pemilik warung makan, A Liong (43), mengatakan, ikan tongkol di dalam mi tarempa bisa diganti apa saja, termasuk sotong. ”Kalau tidak suka dengan ikan atau jenis makanan laut lain bisa saja diganti dengan daging ayam. Tapi, di sini memang sulit mendapatkan daging ayam karena lebih banyak ikan,” ujar A Liong.

Ke Anambas, santaplah mi tarempa sampai tandas.

DWI AS SETIANINGSIH - travel.kompas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar