Senin, 01 Oktober 2012

Sajian Gaya Raja-raja Shiraz


Jakarta - Popularitas masakan Arab dan Timur Tengah agaknya memberi inspirasi untuk menghadirkan sebuah restoran baru dengan gaya masakan khas Iran (Persia) - khususnya gagrak ningrat Shiraz. Di Iran, selain Tehran yang menjadi ibukota Persia modern, Isfahan dan Shiraz dianggap sebagai subkultur tinggi yang unik dan khas.

Rumah makan baru ini hadir di Kemang, dengan interior yang menampilkan berbagai pernak-pernik Persia. Khilim (rajutan jute atau goni) dengan warna-warni bernuansa merah mendominasi ruang dalam restoran ini. Musik Persia - juga televisi yang menyiarkan video tentang pemandangan dan budaya Persia - membuat kita seolah-olah memang sedang berada di tanah Shiraz. Apalagi karena para pramusaji pun berbusana tradisional Shiraz.

Resto ini cukup luas ruangannya. Sebelumnya, saya sempat diundang ke sini ketika diselenggarakan sebuah standing reception. Sekitar 100 orang dengan mudah dan nyaman dapat ditampung restoran ini. Artinya, kalau Anda tiba-tiba ingin menyelenggarakan pesta ulang tahun dengan kuliner yang beda, mungkin tempat ini dapat dipertimbangkan.

Dua orang jurumasak asli dari Iran bertugas di dapur untuk menjamin kualitas sajian yang autentik. Para pemiliknya - ayah, ibu, anak, menantu - yang juga asli Iran pun siap membantu di dapur maupun menerima tamu dengan ramah.

Sambil menunggu masakan dipersiapkan, minuman yang paling cocok dipesan di sini - khususnya di siang yang panas - adalah dogh. Ini adalah minuman dingin dari yoghurt (mirip lassie dari India) yang dicampur soda dan bubuk teh mint.

Dalam beberapa kunjungan ke sana, saya sempat mencicipi berbagai jenis nasi dan daging panggang. Favorit saya adalah Negindar (Rp 85 ribu), yaitu daging sapi cincang dimasak kebab, diatasnya diberi cincangan daging ayam. Bumbunya tidak terlalu menyengat seperti umumnya masakan Timur Tengah, dagingnya masih lembab di dalam (moist and juicy), dengan aroma bakaran yang cantik. Mak nyuss!

Bila Anda gemar kambing, saran saya adalah Kobide (Rp 75 ribu). Di Turki dan Maroko, sajian ini disebut Kofta, yaitu daging kambing cincang, dibumbui, dililitkan pada sebilah logam, kemudian dibakar. Aroma kambingnya nyaris tidak terdeteksi, terselimuti bumbu-bumbu yang cantik di lidah.

Pilihan lainnya adalah kebab dari daging ayam, atau ikan goreng panir. Semuanya disajikan dengan pilihan nasi barbery atau nasi baghali. Nasi barbery adalah nasi putih dari beras basmati, dengan sedikit nasi saffron di atasnya - mirip nasi pulao dari India. Sedangkan nasi baghali agak mirip nasi kebuli, dengan taburan kismis. Supaya lengkap dengan sayuran, jangan lupa memesan Fasl Salad yang memakai saus mayones.

Pencuci mulutnya juga khas Persia, misalnya: shole zard dan cream caramel. Bila Anda masih ingin nongkrong lebih lanjut, Royal Persia juga menyediakan shisha (rokok beraroma buah dengan pipa air). Teh mint-nya juga khas, dengan gula batu khas Iran yang dililitkan pada sebilah bambu. (Bondan Winarno)

Royal Persian
FoodFest
Jl. Kemang Raya 27
Jakarta Selatan
Telp: 021-7194242, 7194343

(dev/Odi)
Bersumber dari : Bondan Winarno - detikFood

Tidak ada komentar:

Posting Komentar