Minggu, 25 Desember 2011

Mencicipi Kuliner Khas Limapuluh Kota (1) Dari Punju Cindawan, hingga Pongek Daun Kacang

Pongek  Cubodak: Pongek cubodak adalah makanan khas warga Situjuah Limo Nagari y
Bagi Anda yang suka berwisata kuliner, jangan mengaku dulu sebagai pencinta kuliner, bila belum mencicipi makanan khas warga Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Mau tahu, apa saja makanan tersebut? Di mana saja bisa didapatkan? Berikut laporannya.

Jarum jam menunjukkan pukul satu siang ketika Padang Ekspres dan Kepala Bidang Pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota Ali Hasan, singgah di Lopau Wonuru yang berada di Jalan Lintas Payakumbuh-Lintau, persisnya di simpang Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, pekan lampau.

Lopau Wonuru adalah satu dari banyak warung nasi yang menyediakan makanan khas warga Luak Limopuluah. Salah satu makanan khas yang tersedia  di warung milik mantan anggota DPRD  Limapuluh Kota Asrul Aziz Datuak Karongkong Kayo ini bernama punju cindawan.

Seperti namanya, punju cindawan adalah makanan berbahan baku cendawan atau jamur. Biasanya jamur yang sering digunakan untuk membuat punju cindawan adalah jamur tiram putih dan jamur kuping yang sudah dibudidayakan masyarakat di Sumbar.

Dalam proses pembuatan punju cindawan, jamur tiram atau jamur kuping diiris sepanjang 10 sampai 12 centimeter. Setelah dibilas dengan air berseh, jamur dimasak seperti memasak sampadeh atau asam pedas. Rasanya, cukup menggugah selera. Nilai gizinya juga tinggi, di samping kadar lemaknya yang sangat rendah.

Tapi, bila Anda belum terbiasa memakan jamur, Anda masih bisa mencicipi hidangan lain yang tersedia di Lopau Wonuru. Bilapun tidak di Lopou Wonuru, di sekitar Nagari Andaleh masih ada rumah makan lain yang menjual makanan khas warga Limapuluh Kota, seperti Rumah Makan Simpang Ampek, Galondang Andaleh.

Kebetulan, setelah singgah di Lopau Wonuru, kami  mampir di Rumah Makan Simpang Ampek, Galondang. Di sana, terdapat makanan khas bernama gulai itiak lado hijau. Menu ini berbahan itik plus  nangka, dimasak dengan cabe hijau yang berpadu dengan aneka rempah. Rasanya, lebih enak dari menu serupa yang dijual di Bukittinggi.

”Bila tidak percaya, datang sajalah ke Galondang, Nagari Andaleh. Kalau diceritakan, tak seru. Sebab, rasa gulai itiak lado hijau ala Andaleh jauh lebih nikmat ketimbang diceritakan,” ujar Ali Hasan yang  tahun 2011 ini,  rajin melakukan kordinasi pembangunan kemitraan pariwisata.

Pongek Cubodak
Sebelum diajak Ali Hasan mencicipi punju cindawan dan gulai itiak lado hijau di Nagari Andaleh, Padang Ekspres sempat menemani Tim Selera Asal TvOne untuk mencicipi dan membuat makanan khas warga Limapuluh Kota bernama pongek cubodak. Pongek cubodak adalah makanan khas warga Situjuah Limo Nagari yang berbahan baku nangka dan dibaluri aneka rempah-rempah. Pongek cubadak dapat dinikmati di rumah makan yang berada di sepanjang jalan menuju Kecamatan Situjuah Limo Nagari ataupun jalan masuk ke Kota Payakumbuh.

Di antaranya, Rumah Makan Gulai Kambiang Pongek Situjuah di Ngalau Indah, Rumah Makan Wan Siri, Rumah Makan Si Or di Limbukan, Rumah Makan Gulai Kambiang Situjuah di Padangbacang, dan Rumah Makan Limau Rimbun di antara Situjuah Padang Bacang dengan Kotobaru, Situjuah Banda Dalam. Tapi, bila Anda bosan mengisi perut di rumah makan, Anda tetap bisa membeli pongek cubodak Situjuah lewat sejumlah pedagang yang bejualan di pasar tradisional.

Seperti pedagang bernama Tek Nati di pasar tradisional Situjuahbatua. Tek Nati adalah bintang utama dalam tayangan Selera Asal  TvOne beberapa waktu lalu. ”Tek Nati tidak hanya jago akting, pongek cubadak yang dibuatnya juga enak dan khas.  Sampai-sampai, kami ikut mencatut bumbu yang dipakai Tek Nati, berikut langkah membuat pongek cubodak. Suatu saat nanti, akan kami bukukan,” kata presenter TvOne Winnie Assyarie dan reporter Aulia Rachmi, sambil tersenyum.

Selain pongek cubadak, gulai kambing dari Situjuah Limo Nagari juga terkenal maknyus. Apalagi, jika disantap dengan sambalado karabu baluik atau belut bakar yang dipukul dan dilumeri dengan cabe merah. Duo menu dari Situjuah ini, kami rekomendasikan buat para pencinta makanan yang tekanan darahnya rendah.

Pongek Daun Kacang
Oh ya, sehari setelah makan-makan di Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, Padang Ekspres bersama pejabat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Limapuluh Kota,  berjalan-jalan ke Kecamatan Payakumbuh, persisnya ke kawasan Simalanggang. Di kawasan ini, terdapat pula makanan khas yang tidak kalah menggugah selera.
Yakni, ayam batokok dan gulai banak atau gulai otak kambing, kerbau maupun sapi. Menyu ayam batokok dan gulai banak  dengan rasa menggoyang lidah,  kami nikmati di Rumah  Makan Suri, Kotobaru Simalanggang.

Puas dari Simalanggang, kami terus ke Kecamatan Guguak. Di sepanjang jalan, kami temui banyak rumah makan  yang menjual gulai ikan kaloi atau gulai ikan gurami. Sekali-sekali, Anda juga bisa menikmatinya. Kalau tak suka ikan, Anda juga bisa mencari berbagai makanan khas warga Minang seperti randang runtia dan randang talua. Randang runtiah adalah rendang yang dagingnya ditarik tipis-tipis, sedangkan rendang telur sesuai namanya terbuat dari telur. ”Masakan yang diyakini sebagai masakan terlezat di dunia ini, dapat ditemukan di tempat usaha penjualan aneka makanan, dengan label KOKOCi di Nagari VII Kototalago, Kecamatan Guguak,” ujar Ali Hasan.

Dari Kecamatan Guguak, kami bertolak ke Kecamatan Suliki. Di sini, kami mencari makanan khas yang lumayan sulit ditemukan, yakni pongek daun kacang. Ini adalah makanan yang terbuat dari daun kacang. Rasanya enak dan tradisional banget. ”Belakangan, sudah banyak dijual di rumah makan,” imbuh Ali Hasan.

Dua hari sepulang dari Suliki, kami berkeliling di Kecamatan Harau. Ada tiga makanan khas yang didapat di seantero Harau, yakni gulai ikan yang tersedia pada sejumlah rumah makan di Nagari Taram, gulai tunjang di Rumah Makan Talago Sari Sarilamak, dan gulai kepala kambing di Rumah Makan Mis Munin.

Usai mendapatkan ketiga makanan khas tersebut, kami bertolak ke arah Riau. Sasaran pertama kami adalah Kecamatan Kapur IX. Di perjalanan menuju Nagari Muaropaiti, kami menemukan Rumah Makan Tangah Sawah yang menjual gula ikan berkuah kuning. Rasanya, sedap sekali!

Pulang dari Kapur IX kami tidak langsung ke Payakumbuh. Tapi mampir dulu di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Banyak rumah makan yang ada di Kecamatan Pangkalan, tapi yang kami singgahi adalah rumah makan di pasar Pangkalan milik Yanti Herlina. Di rumah makan ini, terdapat dua menu cukup khas, yakni Ikan Salai Pucuak Ubi dan Ikan Sungai.
Rasanya, agak berbeda dibanding menu serupa di tempat lain. Bila Anda penasaran, kapan-kapan, sisihkan waktu ke Kabupaten Limapuluh Kota. Kita nikmati wisata kulinernya. (***)
[ Red/Redaksi_ILS ]

Bersumber dari : http://padangekspres.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar